Waktu dan Rasa

Chapter 1

Namanya Raneysha Adriella, dipanggil Lala. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi mahasiswa baru, setelah melewati berbagai rangkaian penerimaan menjadi mahasiswa yang memang benar-benar melelahkan. Kelas sudah di mulai sejak tadi, ia sibuk mendengarkan apa yang dikatakan oleh dosennya dan sesekali berbicara dengan teman-teman baru nya. Ia memang tidak sulit mendapatkan teman baru, lantaran sifatnya yang energik dan pandai bersosialisasi.

Kelas pun disudahi dan para mahasiswa di perbolehkan untuk kembali ke rumah atau kosan masing-masing. Berbeda dengan Lala dan teman-teman barunya yang masing-masing bernama Nata dan Hanum, mereka memutuskan untuk mengisi perut di warung makanan sebelum kembali ke kos masing-masing. "Tau gak La, gue kira lo tuh judes tau" Ucap Hanum memulai perbincangan sambil menunggu pesanan mereka dibuat. "Rata-rata orang yang belum kenal gue emang bilang gitu sih" Balas Lala. Ia tidak tersinggung sama sekali. "Tapi gak judes ah, malah gue pengen banget punya muka kayak Lala. Enak dilihat gitu" Kata Nata Jujur. Lala memang mempunyai wajah yang manis, sehingga tidak bosan melihatnya. "Ah bisa aja lo" Kata Lala malu "Btw, lo berdua juga manis kok. Enak dilihat" Sambung Lala yang membuat mereka berdua dan Lala kompak tertawa lalu memakan makanan mereka yang sudah di sediakan.

Mereka bertiga pun pamit dan melanjutkan perjalanan ke kosan masing-masing. Lala mengambil ponsel dan sibuk memainkan ponselnya selama perjalanan menuju kosnya, hingga tak sadar bahwa sesuatu terjatuh dari tas nya saat ia mengambil ponselnya. "Eh maaf, ini punya lo kan?" Tanya seorang lelaki sambil menyodorkan barang yang dimaksud. Ia tersenyum dan seketika Lala dibuat terpukau dengan senyumnya. "I.. iya, lo nemu dimana? Bisa abis deh gue kalo sampe bon laundryan gue hilang" Jawab Lala sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Hingga tanpa sadar, mereka melanjutkan perjalanan mereka. "Tadi gue lihat jatuh gitu dari tas lo, nah yaudah gue ambil aja disitu" Kata lelaki tersebut sambil menunjuk arah yang dimaksud. "Makasih banyak ya" Kata Lala malu-malu. Lelaki tersebut pun tersenyum sebagai balasannya. Kecanggungan melingkupi mereka, hingga sebuah dehaman memecahkan Kecanggungan tersebut. "Lo maba disini juga?" Tanya Lelaki itu. "Iya. Lo juga ya? Atau lo kating?" Tanya Lala kembali. Debaran jantungnya semakin menggila kala lelaki itu menatap matanya. "Gue maba juga" Katanya sambil tertawa kecil. Dan ya, untuk pertama kalinya, Lala sangat suka mendengar tawa dari seorang lelaki. 

Tak terasa, mereka sudah sampai di depan kos Lala, dan mau tak mau, Lala harus menyudahi kebersamaan mereka. "Oh iya, btw, ini kosan gue. Makasih banyak ya" Ucap Lala. Lelaki itu tersenyum dan berkata "Nama gue Kaisar, dari Fakultas Teknik". Seketika Lala dibuat lemas mendengar kata 'Teknik'. "Kosan gue di sebelah sana, 30 kaki dari sini. Dan, sampai ketemu lagi" Lanjutnya tersenyum dan melangkahkan kakinya menjauh. Lala pun sukses dibuat melayang ke awan.

Bunyi ketukan pintu terdengar keras. Si pemilik kosan belum juga membuka pintunya, membuat si pengetuk pintu berdecak sebal, ia adalah Lala. Sejak perpisahannya dengan Kaisar di depan pagar kosannya, Lala memutuskan tidak jadi melangkahkan kaki ke kamar kosnya, melainkan pergi ke kosan temannya yang berbeda dengannya. "Apasih La, ganggu tidur siang gue aja" Kata si pemilik kamar kos sebal. Ia pun mengucek matanya berharap rasa kantuknya hilang. "Gue punya kabar gembira!" Kata Lala senang. "Apaan?" Sahutnya malas. Sesekali menguap lantaran kantuknya tak kunjung hilang. "Gue lagi suka sama orang sekarang" Kata Lala dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya. "Hah?" Tanya si pemilik kamar kos itu bingung. "Dengar baik-baik ya, Axel Geovandra, gue lagi suka sama seseorang" Ulang Lala sambil mengeja kata satu persatu. "Hah?!" Dan kantuk lelaki yang bernama Axel tersebut sukses dibuat lenyap seketika.

#CeritaBersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Idola

Puisi Akrostik